15%

WNA Rusia Jadi Korban Pengeroyokan dan Pemerasan Diduga WN Ukraina di Bali

17-Jul-2025

BALI, iNews Media - Seorang warga negara Rusia berinisial RSM, 42, mengaku menjadi korban pengeroyokan dan pemerasan secara brutal diduga melibatkan dua pria bertopeng asal Ukraina. Kejadian mengerikan itu dilaporkan terjadi di kediamannya di kawasan, Jimbaran, Badung, Bali, Rabu 9 Juli 2025 sekitar pukul 23.00 WITA.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Pol Ariasandy, SIK., membenarkan pihaknya telah menerima dan membuat berita acara laporan pengaduan. "Tentunya petugas telah memberikan arahan untuk membawa dan lengkapi bukti pendukung berupa saksi, bukti berobat, juga dokumen bagian wajah dan tubuh yang terluka untuk membuat Laporan Polisi (LP)," ujar Jubir Polda Bali, Rabu (16/7/2025). 

Sementara itu, informasi yang dihimpun investor berkebangsaan Rusia ini mengaku ke polisi yang sempat menginterogasinya, dirinya telah menetap dan berinvestasi secara legal di Bali bersama seorang temannya saat kejadian tidak ada di tempat.

Bahkan dia membayar seluruh pajak sesuai ketentuan yang berlaku. Namun, ia mengklaim data pribadinya telah disalahgunakan oleh pihak Imigrasi. “Imigrasi Bali menjual datanya kepada bandit dari Ukraina. Mereka memberitahu alamat tinggal satu tempat dengan temannya," kutip sumber petugas berdasarkan pengakuan RSM, Senin 14 Juli 2025. 

Lebih jauh, RSM membeberkan bahwa pada malam kejadian, dua pria mengenakan seragam Imigrasi bersama dua orang bertopeng masuk secara paksa ke kediaman (TKP). Terlapor yang berada di dalam rumah menjadi korban penganiayaan secara brutal dan bahkan nyaris dibunuh. 

"Mereka memaksa korban untuk membayar 150 ribu dolar AS atau akan dibunuh. Karena tidak merespons, pengusaha Rusia ini dikeroyok hingga tak berdaya dan ditinggal pergi. Korban tidak mengerti, kenapa Bali jadi tempat paling berbahaya di dunia?” lanjutnya. 

RSM telah menyampaikan permohonan perlindungan kepada aparat keamanan Indonesia dan meminta penyelidikan menyeluruh atas dugaan keterlibatan oknum dan tindak kriminal tersebut. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Imigrasi Bali maupun Kepolisian Daerah Bali (MAS).

Topik : #Kriminal #PolisiRepublikIndonesia #BadanNarkotikaNasional
Similar Posts