JAKARTA, iNews Media - Peta perpolitikan Indonesia menjelang Pilkada serentak 2024 di Wilayah belahan Bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini mulai bergeser dengan banyaknya perubahan. Yang dulu menganggap sebagai Lawan saat ini bergandengan tangan sebagai Kawan, hal ini pula yang dilakukan oleh PKS dengan seluruh perangkatnya.
Khususnya di Wilayah DKJ sebagai Provinsi yang pernah menjadi Ibukota NKRI tetap menjadi perhatian utama untuk keberlangsungan Pilkada 2004 secara serentak. Beberapa bulan sebelumnya PKS telah mendeklarasikan dukungan kepada Anisa Rasyid Baswedan sebagai Calon Gubernur dan Shohibul Iman sebagai Calon Wakil Gubernur yang lebih dikenal dengan Akronim (Aman).
Namun hal itu nampaknya tidak berlangsung lama, dengan berbagai Alibi Presiden PKS dan perangkat seluruh Pengurus DPP PKS menyatakan mencabut dukungan untuk mengusung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ Anies dan Sohibul Iman dan saat ini PKS berlabuh ke Ridwan Kamil dan Sarwono sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKJ 2024-2029.
Ternyata tanpa ragu dan malu PKS mengusung pasangan Ridwan Kamil dan Sarwono yang juga diusung oleh Koalisi Indonesia Maju atau yang lebih akrab disapa dengan (KIM Plus).
Namun ternyata Demokrasi di dalam tubuh PKS diduga tidaklah sehat. Hal ini dibuktikan oleh pernyataan yang dilontarkan oleh Puluhan Dewan Pakar PKS yang merupakan juga para Purnawirawan Perwira Tinggi dari TNI dan Polri pada hari ini Senin (26/8/2024) di salah satu kawasan bergengsi wilayah Cibubur.
Para Purnawirawan TNI dan Polri yang mayoritas mereka berpangkat Bintang 2 hingga Bintang 4 menyatakan pernyataan sikap mundur sebagai Dewan Pakar PKS dihadapan para awak media. Mereka di Nahkodai oleh Jenderal TNI Purnawirawan Sunarko mantan Danjen Kopasus dan kawan-kawan yang berjumlah 28 orang Purnawirawan Perwira Tinggi TNI dan Polri.
Dalam pernyataannya Sunarko mengungkapkan di hadapan awak media "kami semula menganggap PKS adalah Partai yang bisa berani tampil beda, Istiqomah, memperjuangkan aspirasi Rakyat, Umat dan bergabung kepada para Ulama." ujarnya.
Dengan itulah kami setelah menjadi Purnawirawan TNI dan Polri menyatakan siap bergabung kepada PKS dan kami ikut berjuang saat pemilu 2024 kemarin.
"Namun dengan bergabungnya PKS kepada KIM Plus maka bagi kami sudah bulat tekad kami untuk keluar sebagai Anggota PKS dan keluar juga Sebagai Dewan Pakar PKS yang kami menilai bahwa PKS sudah tidak loyal terhadap aspirasi rakyat yang ada di bawah.
Dan juga PKS ternyata menyetujui adanya politik dinasti yang dilakukan oleh Jokowi, Anak dan Mantunya, yang mengikuti Kontestasi Pilkada di 2024 ini. Dan kita sama-sama ketahui mayoritas Partai yang bergabung di dalam KIM Plus saat itu sebelum PKS masuk adalah mereka yang telah melakukan dan mengikuti Pemilu 2024 dengan Curang dan Brutal.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim kami menyatakan dengan bulat bersama 28 orang para Jenderal Purnawirawan TNI dan Polri yang tergabung ke dalam Dewan Pakar PKS dengan ini menyatakan Keluar dari PKS dan Dewan Tokoh PKS saat ini dan kami akan kembalikan Seragam berikut KTA kami ini kepada pengurus PKS yang dalam hal ini diwakili oleh pak Wibowo" tandas Sunarko (Jenderal Purnawirawan TNI) (Gie).