JAKARTA, iNews Media - Partai Golkar kembali menjadi sorotan publik setelah mencuatnya isu konsolidasi internal yang diduga merupakan bagian dari gerakan senyap mendukung Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2029 mendatang, 13 Mei 2025.
Dorongan konsolidasi ini dikabarkan bermula dari suara-suara di tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang mulai mengemuka belakangan ini. Gerakan tersebut disebut diprakarsai oleh sejumlah kader muda partai yang menyuarakan dukungan secara tertutup.
“Maaf mas, jangan sebut nama saya ya, bisa-bisa saya kena sanksi atau bahkan dipecat,” ujar seorang kader muda Golkar yang enggan disebutkan namanya. “Tapi masyarakat dan kader-kader bisa merasakan dan melihat itu semua kok,” lanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa sejak Bahlil menjabat sebagai Ketua Umum, telah terjadi penataan internal secara signifikan. Salah satunya, menurut dia, adalah anggapan bahwa calon Ketua DPD Golkar di berbagai daerah harus mendapat restu langsung dari Bahlil.
Tak hanya itu, beberapa posisi strategis di DPP pun disebut telah diisi oleh figur-figur yang dikenal dekat dengan sang ketua umum. “Gerakan ini sudah dimulai sejak beliau jadi ketua umum. Tujuannya jelas, mempersiapkan beliau untuk 2029,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari DPP Partai Golkar terkait isu tersebut. Namun dinamika internal yang berlangsung menunjukkan adanya penguatan konsolidasi yang signifikan menjelang kontestasi politik mendatang (MAS).