15%

OrMas PBNU Awal Tahun Depan Akan Mengelola Tambang Batubara, Luasnya 26.000 Hektar

23-Aug-2024

JAKARTA, iNews Media - Organisasi masyarakat (ormas) keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan mengelola tambang batubara mulai Januari 2025. Hal itu diungkap Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Ia mengatakan, PBNU siap untuk mengelola pertambangan tersebut. "Kami sampaikan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan konsesi sampai dengan terbitnya IUP, sehingga kami sekarang siap untuk segera mengerjakan usaha pertambangan di lokasi yang sudah ditentukan," kata dia, Kamis (22/8/2024).

Sebagai informasi, pemerintah telah memberikan izin kelola tambang kepada PBNU. Surat resmi Izin Usaha Pertambangan (IUP) itu juga sudah disahkan. Lantas, di mana lokasi tambang batubara yang bakal dikelola PBNU?

Lokasi tambang batubara PBNU Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa lokasi tambang batubara yang akan dikelola PBNU berada di Kalimantan Timur, tepatnya di bekas tambang Kaltim Prima Coal (KPC). "Iya eks KPC. Jadi relinquish (pelepasan) dari KPC. Luasannya 26.000 hektar," kata dia. 

Dilansir dari laman KPC, Kaltim Prima Coal adalah perusahaan pertambangan batubara yang lokasinya berada di Sangatta, Kalimantan Timur. Dulunya, perusahaan pertambangan itu mengelola salah satu pertambangan open-pit terbesar di dunia.

PT Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan dan pemasaran batubara untuk pelanggan industri baik pasar ekspor maupun domestik. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Bumi Resources Tbk yang masih menjadi bagian dari Grup Bakrie.

KPC mengelola area konsesi pertambangan dengan luas mencapai 84.938 hektar dengan kapasitas produksi batubara mencapai 70 juta ton per tahun. Kendati demikian, saat ditanya terkait perkiraan nilai produksi tambang saat dikelola PBNU, Gus Yahya mengatakan belum bisa menyampaikannya secara pasti. Sebab baru sebagian kecil saja yang nantinya akan dieksplorasi oleh PBNU.

"Itu baru sebagian dieksplorasi ya. Sebagian kecil saja yang dieksplorasi. Sehingga kita belum tahu semuanya berapa juga belum tahu. Baru sebagian kecil sekali yang dieksplorasi. Ya, kita sudah bisa mulai produksi tapi juga sambil harus eksplorasi lagi," jelasnya.

Selama ini, produksi batubara KPC mayoritas dijual di pasar ekspor dengan target pasar 25 persen di Indonesia dan 75 persen lainnya di luar negeri, terutama 10 negara di kawasan Asia Pasifik. Pada 2022, KPC mengirimkan sekitar 29 persen batubaranya ke China, 15 persen ke India, sebanyak 8,5 persen ke Jepang, Selain itu, perusahaan ini juga mengekspor batubara ke Taiwan dengan porsi 5,8 persen dan 10,4 persen lagi ke sejumlah negara lain. Adapun porsi penjualan batubara ke pasar lokal sebesar 31,2 persen dari total penjualan KPC (MAS).

 

Topik : #PresidenRepublikIndonesia #KualisiIndonesiaMaju #Kriminal
Similar Posts