JAKARTA, iNews Media - Indonesia resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota penuh pada tanggal 6 Januari 2025, seperti yang diumumkan oleh pemerintah Brasil. Bergabungnya Indonesia ini menandai perluasan BRICS dan membuka peluang baru bagi kerja sama ekonomi dan diplomasi, meskipun juga terdapat tantangan yang perlu diwaspadai.
Anggota DPR RI Firman Soebagyo mengatakan ada dampak positif dan negatif yang harus diamati Pemerintah karena sudah masuk dalam keanggotaan BRICS. Menurut Firman dari peningkatan pengaruh global, BRICS merupakan kelompok ekonomi emerging yang berpengaruh, sehingga bergabung dengan BRICS dapat meningkatkan pengaruh Indonesia di forum internasional.
Terlebih, BRICS dapat menjadi mitra dagang yang potensial bagi Indonesia, meningkatkan perdagangan dan investasi. "Bergabung dengan BRICS dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada ekonomi Barat dan meningkatkan diversifikasi ekonomi," kata Firman kepada wartawan, Minggu (20/7/2025).
Disisi lain, Firman berpandangan Amerika Serikat (AS) mungkin tidak senang dengan bergabungnya Indonesia ke BRICS, karena BRICS dianggap sebagai kelompok yang menantang dominasi ekonomi Barat. Apalagi, lanjut legislator dapil Jateng III ini BRICS memiliki kepentingan yang berbeda-beda, sehingga Indonesia perlu memastikan bahwa kepentingannya sejalan dengan kelompok tersebut.
"Bergabung dengan BRICS memerlukan implementasi kebijakan yang efektif untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan," tegas politikus senior Golkar ini. Untuk itu, Firman yang juga Waketum KADIN ini mengingatkan dalam membuat keputusan, Indonesia perlu mempertimbangkan kepentingan nasional dan melakukan analisis yang komprehensif tentang potensi manfaat dan risiko bergabung dengan BRICS (MAS).